Universitas Gunadarma

Selasa, 07 Januari 2020

PEMASARAN INDUSTRI INTERNASIONAL

.    Intelejen Pasar dan Riset Pasar
      Riset pasar dan intelijen pasar adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian; Namun, ruang lingkup dan makna keduanya berbeda satu sama lain. Strategi pemasaran merupakan aspek penting bagi bisnis untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, dan dengan demikian, riset pasar dan intelijen pasar yang memadai harus dilakukan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari strategi pemasaran. Perbedaan utama antara riset pasar dan kecerdasan pasar adalah bahwa riset pasar adalah proses pengumpulan dan analisis data yang relevan dengan strategi pemasaran tertentu sedangkan kecerdasan pasar adalah informasi yang penting bagi pasar bisnis, dikumpulkan dan dianalisis untuk membuat keputusan yang tepat untuk dipahami. aspek seperti peluang pasar dan potensi bisnis.
      Riset pasar didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan analisis data yang relevan dengan strategi pemasaran tertentu. Riset pasar melibatkan penelitian tentang ukuran, lokasi, dan susunan pasar produk.
      Intelijen pasar adalah informasi yang relevan dengan pasar perusahaan, dikumpulkan dan dianalisis untuk mengambil keputusan yang tepat untuk memahami aspek-aspek seperti peluang pasar dan potensi bisnis. Intelijen pasar membantu perusahaan menentukan strategi pemasaran yang harus digunakan untuk mewujudkan tujuan pemasaran. Dengan demikian, terbukti bahwa kecerdasan pasar adalah konsep yang lebih luas daripada riset pasar dimana pendekatan riset pasar bergantung pada kecerdasan pasar. Intelijen pasar tidak hanya mengenali saling ketergantungan empat P dalam pemasaran (Produk, Promosi, Harga, dan Tempat) namun membuat prototip bahwa saling ketergantungan dengan cara yang memungkinkan perusahaan mempertimbangkan banyak opsi dan risiko terkait.

B.     Tahap Menjadi Pemasaran Internasional
      Untuk menjadi perusahaan internasional (becoming international), tidaklah terjadi begitu saja. Melainkan beberapa tahap yaitu :
1. No Foreign Marketing
2. Infrequent Foreign Marketing
3. Regular Foreign Marketing
4. Global Marketing Operations

C.    Langkah Strategis Memasuki Pasar Internasional
      Untuk mengembangkan strategi memasuki pasar internasional (go international), perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis Lingkungan Internasional
2. Penetapan Tujuan dan Kebijakan
3. Sasaran Pasar Internasional
4. Program Pemasaran
5. Organisasi Pemasaran
6. Evaluasi dan Pengendalian

D.    Lingkungan Internasional
1.      Sistem Ekonomi dan Perdagangan Internasional
            Sistem ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh beberapa hal yakni populasi, struktur industri dan distribusi pendapatan. Kemajuan dan juga keterlambatan produktivitas nasional suatu negara dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara masing-masing. WW Rostov membedakan lima tahap pertumbuhan ekonomi suatu negara :
1)      Tahap masyarakat tradisional
2)      Tahap prekondisi untuk tinggal landas
3)      Tahap tinggal landas
4)      Tahap kedewasaan
5)      Tahap konsumsi massal tinggi.
            Karakter masing-masing negara yang spesifik akan mempengaruhi sistem ekonomi yang dianutnya. Mulai dari sistem ekonomi yang berorientasikan kepada material (kapitalistik) sampai pada negara yang berorientasi komunal (sosialistik). Negara-negara kapitalistik pada umumnya berpandangan liberal yang lebih mengutamakan kekuatan dan mekanisme pasar. Sedang negara-negara sosialistik lebih mengutamakan kesejahteraan seluruh masyarakat sebagai tujuan bersama melalui pengendalian oleh pemerintah.

2.      Sistem perdagangan internasional
            Sistem perdagangan antar negara tidak sama. Perbedaan ini dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu pebedaan tarif maupun non tarif bariers, quota, embargo, pengendalian nilai tukar, rekasi atas kebijakan internasional, dan asosiasi negara, antar wilayah kepentingan tertentu.

3.      Politik dan hukum internasional
            Masing-masing negara berbeda keadaan politik dan dasar hukum yang dianutnya. Politk suatu negara dicerminkan oleh struktur pemerintahan dan sistem partai politiknya. Pemerintahan suatu negara dibedakan antara sistem parlementer (republik dan monarki konstitusional) dan absolut (monarki absolut dan diktatoriat). Sistem kepartaian dibedakan antara : sistem dua partai, multi partai, satu partai atau satu aprtai yang dominan.
            Resiko politik dapat digolongkan menjadi :
1)      Resiko kepemilikan (ownership risk)
2)      Menyangkut kehidupan dan kekayaan perusahaan.
3)      Resiko operasional (operating risk)
4)      Berkaitan dengan kelancaran usaha, dan
5)      Resiko pengalihan (transfer risk)
6)      Berkaitan dengan resiko pelarian modal.

       4.      Kultural
            Pemahaman kebudayaan atau kultural dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu :
a)      Pemahaman faktual atas kebudayaan yang umunya dipelajari
b)      Interpretasi atas pemahaman kebudayaan, yaitu kemampuan untuk mengerti dan memahami secara penuh berbagai nuansa dari perbedaan pola kebudayaan.

5.      Bisnis Internasional
            Bisnis Internasional meliputi berbagai transaksi yang melewati batas-batas negara. Kegiatan transaksi bisnis dari satu negara akan berbeda dengan negara lain. Negosiator perlu memperhatikan aspirasi dan tujuan manajemen rekan bisnisnya.

E.     Pasar Internasional
      Secara umum segmentasi pasar internasional adalah berdasarkan aspek geografis (nasional,regional maupun global).
Kelompok pasar Eropa (EC, EFTA, COMECON)
Kelompok pasar Timur Tengah (OAPEC, Arab Common Market)
Kelompok pasar Asia (Jepang, China, ASEAN, AFTA)
Kelompok pasar Amerika Utara (US, Kanada, NAFTA)
Kelompok pasar Amerika Latin (ANCOM, CACM, CARICOM, LAIA)
Kelompok pasar Afrika (ECOWAS, CEAO, CEUA, AMEU, EACU)

F.     Strategi Memasuki Pasar Internasional
      Pilihan strategi yang dapat dipilih untuk memasuki pasar internasional adalah :
1. Ekspor (pasif maupun aktif)
2. Licencing
3. Joint Venture (concorcia, management, manufacturing)
4. Direct Investment

PEMASARAN INDUSTRI DAN E-COMMERCE

A.    Pengertian E-Commerce
      E-Commerce adalah aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran produk (barang dan jasa), dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi seperti internet dan jaringan komputer. Secara sederhana pengertian E-commerce dapat diartikan sebagai aktivitas transaksi jual-beli barang, servis atau transmisi dana atau data dengan menggunakan elektronik yang terhubung dengan internet.
      Menurut Loudon pengertian E-Commerce adalah suatu proses transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dalam membeli dan menjual berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain dengan menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis yang dilakukan.
      Menurut Jony Wong Pengertian E-Commerce (Perdagangan Elektronik) adalah pembelian, penjualan, dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik.
      Menurut Vermaat pengertian E-Commerce adalah transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Dengan kata lain, siapapun yang memiliki jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-Commerce.

B.     Perubahan Lingkungan Bisnis
      Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala nasional, regional maupun global. Sebagian dari dampak yang mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi datangnya berbagai kesempatan usaha (business opportunities).
      Banyak perusahaan memiliki sistem organisasi yang baik yang didukung oleh visi, misi serta business plan yang sudah matang tetapi tidak menjamin perusahaan menjadi sukses untuk mendapatkan laba. Rata – rata perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja usahanya karena kesalahan mengartikan skenario bisnis dan asumsi pengaruh lingkungan luar.
      Dalam prakteknya faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi yang tidak dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan sangat luas dan banyak ragamnya. Sehingga hal ini kadang-kadang membingungkan kita untuk dapat mengamatinya dengan baik. Sehingga para pebisnis dan dunia usaha berlomba mencari strategi baru agar dapat bertahan dalam persaingan. Namun pemimpin harus bijak dalam mengambil suatu keputusan dan harus melakukan kajian terlebih dahulu, apakah keputusan yang akan diambil dapat menguntungkan perusahaan atau merugikan untuk kedepannya.
      Ada 5 langkah dalam menghadapi perubahan bisnis :
1)      Meningkatkan Kualitas SDM
                Dengan meningkatkan kualitas SDM, bisnis yang dijalankan bisa survive dari persaingan yang sangat ketat dengan cara memberikan pelatihan, pengetahuan tentang teknologi saat ini dan juga dengan meningkat kualitas diri sendiri sebagai pemimpin di suatu bisnis.
2)      Responsif
            Cepat tanggap dan responsif terhadap perubahan yang terjadi dapat dihadapi jika memiliki SDM yang berkualitas. Ketelitian dalam melihat peluang baru, kecepatan dalam menangani keluhan konsumen, tanggap terhadap serangan kompetitor membutuhkan strategi yang ampuh untuk menghadapinya. Jika salah dalam menangani keluhan konsumen, maka konsumen akan kecewa, dan meninggalkan Anda, kemudian beralih ke kompetitor.
3)      Upgrade Teknologi
            Karena perkembangan dan pertumbuhan teknologi yang sangat cepat maka kita harus bisa mengembangkan teknologi yang mendukung usaha kita dengan cara mengganti teknologi yang lama dengan teknologi yang baru sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas untuk dapat bersaing dengan competitor.
4)      Meningkatkan Akses Informasi
            Informasi merupakan sesuatu yang penting saat ini. Sehingga kita harus bisa mengembangkan sumber informasi yang kita dapat bukan hanya dari Televisi, Radio atau surat kabar tetapi juga melalui Internet, social media untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dan juga dengan mengembangkan sumber informasi maka pengetahuan dan wawasan kita juga ikut bertambah.
5)      Evaluasi Pencapaian Target
            Jika kita menjalani suatu bisnis maka diperlukan adanya evaluasi untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis yang sudah kita jalani apakah sudah baik atau masih ada kekurangan yang ada di dalam bisnis kita.



PERENCANAAN STRATEGI, IMPLEMENTASI DAN PENGAWASAN DALAM PEMASARAN INDUSTRI

A.    Tingkatan Strategi
1.      Strategi Korporasi (Corporate Level Strategy)
            Tingkat Strategi yang pertama dalam dunia bisnis adalah Strategi di Tingkat Korporasi atau Corporate Level Strategy, Strategi korporasi menangani seluruh ruang lingkup strategis perusahaan terutama dalam menentukan tujuan dan sasaran suatu perusahaan. Strategi ini diperlukan untuk menentukan bisnis apa yang harus atau ingin dimiliki oleh perusahaan seperti jenis produk yang akan diproduksi dan dimana produk tersebut harus dipasarkan. Corporate Level Strategy juga menentukan arah yang akan dituju oleh perusahaan dan peran setiap unit bisnis dalam perusahaan untuk mencapai arah tersebut.
2.      Strategi Unit Bisnis (Unit Business Level Strategy)
            Strategi di Tingkat Unit Bisnis adalah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari setiap unit bisnis seperti unit bisnis layanan, produk, divisi ataupun anak perusahaan. Strategi ini dijalankan oleh masing-masing unit bisnis namun harus bersinergi dan mendukung strategi korporasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan induk. Strategi di Tingkat unit Bisnis ini sangat penting untuk dilakukan karena dapat melihat unit bisnis mana yang unggul dan unit bisnis mana yang perlu ditingkatkan lagi.
            Memiliki Strategi di tingkat Unit Bisnis ini memungkinkan perusahaan mempertimbangkan biaya dan manfaat dari setiap unit bisnis dan memutuskan posisi yang tepat untuk pengalokasian sumber daya perusahaan bahkan dapat digunakan untuk memutuskan kapan waktunya untuk melakukan divestasi atau menjual unit bisnis yang tidak berkontribusi positif sehingga manajemen puncak perusahaan dapat fokus pada unit bisnis yang paling penting untuk pencapaian strategi korporasi.
3.      Strategi Fungsional (Functional Level Strategy)
            Strategi di Tingkat Fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara spesifik pada area fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area fungsional ini meliputi departemen-departemen yang terdapat di unit bisnis seperti pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya manusia, IT serta penelitian dan pengembangan. Strategi Fungsional ini biasanya dihasilkan dan dievaluasi oleh kepala departemen seperti kepala pemasaran, kepala keuangan, kepala produksi dan operasi. Individu-individu ini dapat membantu memastikan bahwa departemen menjalankan elemen strategis yang ditetapkan serta memastikan komponen-komponen di fungsional ini membantu mendukung strategi di tingkat unit bisnis maupun strategi di tingkat korporasi.

B.     Peran Pemasaran Dalam Perencanaan Strategi
1.      Korporasi (Corporate Marketing)
Peran Pemasaran :Menyediakan informasi persaingan dan konsumen, menganjurkan orientasi konsumen untuk pengembangan strategi perusahaan dalam jangka panjang.
2.      Unit Bisnis (Strategic Marketing)
Peran Pemasaran : Menyediakan analisis pesaing dan konsumen termasuk keunggulan dalam persaingan; membuat strategi segmentasi, penetapan pasar sasaran dan positioning; mengambil keputusan lini produk.
3.      Fungsional (Marketing Management)
Mengembangkan dan menerapkan strategi bauran pemasaran dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan bisnis; koordinasi aktivitas pemasaran; alokasi sumberdaya.

C.    Proses Perencanaan Strategi Pada Tingkatan Unit Bisnis
1.      Mendifinisikan misi
2.      Pemindaian lingkungan eksternal
3.      Analisis lingkungan internal
4.      Pengembangan tujuan dan sasaran
5.      Perumusan strategi pencapaian tujuan
6.      Penyiapan program atau strategi tindakan
7.      Penerapan stratei dan rencana tindakan
8.      Monitoring hasil dan pengambilan tindakan koreksi

D.    Evaluasi dan Pengawasan
      Evaluasi dan pengendalian strategis:
1.      Customer relationship management (CRM)
2.      Overview of evaluation activities
3.      The strategic marketing

      Evaluasi dan pengendalian pemasaran strategis :
1.      Melaksanakan audit pemasaran strategis.
2.      Pemilihan criteria performans, pengukuran dan metrics
3.      Memperoleh dan menganalisis informasi
4.      Penilaian performans dan mengambil tindakan yang diperlukan

      Audit pemasaran strategis :
1.      Misi dan Tujuan Perusahaan
2.      Komposisi dan strategi bisnis
3.      Strategi Marketing (untuk setiap unit perencanaan)
4.      Aktivitas-aktivitas program pemasaran
5.      Implementasidan manajemen

Referensi :

STRATEGI DAN KEBIJAKAN HARGA PASAR INDUSTRI

A.    Pengertian Harga
      Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
      Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
      Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll).

B.     Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Tentang Harga
1. Tujuan harga
2. Analisis permintaan
3. Analisis biaya
4. Analisis pesaing
5. Peraturan pemerintah

C.    Tujuan Penetapan Harga
1.      Memaksimalkan Laba
            Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum
2.      Meraih Pangsa Pasar
            Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan
3.      Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
            Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.
4.      Mempertahankan Pangsa Pasar
            Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada
5.      Tujuan Stabilisasi Harga
            Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader)
6.      Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
            Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.
            Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.

D.    Metode Penetapan Harga
1.      Penetapan harga berdasarkan biaya
a.       Penetapan Harga Biaya Plus
      Didalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut ( margin)
Rumus ; Biaya Total + Margin = Harga Jual

b.      Penetapan Harga Mark-Up
      Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian per unit ditambah ( mark-up ) jumlah tertentu
Rumus ;  Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual

c.       Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )
      Metode pentapan harga berdasarkan keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total penerimaan keseluruhan.
Rumus ; BEP => Total Biaya = Total Penerimaan

      2.      Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor
            Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.

      3.      Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan
            Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price value), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.

E.     Strategi Harga
1.      Produk Baru
            Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu
a)      Harga Mengapung (Skimming Price)
      Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain.)
      Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.
b)      Harga Penetrasi       
      Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.

      2.      Produk Yang Telah Beredar
            Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;
a)      Tahap Pertumbuhan
      Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.
b)      Tahap Kematangan
      Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.
c)      Tahap Penurunan
      Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promosi.

Referensi: